Jakarta, gmiofficial.com – Ketua Umum Ganjar Motor Indonesia (GMI) Bambang Nurcahyadin, jelang Pilpres 2024 menyoroti perilaku pendukung calon presiden di media sosial. Pemanfaatan media sosial untuk berbagi informasi dilakukan para pendukung calon presiden. Termasuk berbagi rekam jejak, program kerja, dan latar belakang calon presiden.
Menurut Bengbeng, sapaan akrab untuk Bambang Nurcahyadin, berbagai informasi yang beredar di media sosialĀ tidak selalu benar dan berguna untuk dijadikan sebagai rujukan dalam memilih. “Masa kampanye, harus waspada terhadap berita-berita palsu atau hoaks untuk memengaruhi pemilih atau menyesatkan masyarakat”.
Oleh sebab itu, lanjut Bengbeng, “Masyarakat harus memilih dan memilah berbagai postingan yang beredar di medsos. Hindari dan waspadai berbagai disinformasi dan misinformasi yang banyak beredar. Disinformasi adalah semua bentuk informasi yang salah, tidak akurat, atau menyesatkan yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk merugikan masyarakat, dan akan ada pula misinformasi, yaitu informasi salah dan tidak sengaja tersebar atau disebarkan melalui medsos.”
Dampak dari penyebaran disinformasi dan misinformasi perlu diwaspadai dan dianggap cukup mengkhawatirkan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. “Peran media sosial dan aplikasi pengiriman pesan yang memudahkan penyebaran suatu informasi, sebaiknya hindari atau cegah yang dapat merugikan”.
Ganjar Motor Indonesia (GMI), menurut Bengbeng, baru saja melakukan perjalanan di Sumatera. “Kami baru saja konsolidasi ulang untuk Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Sebelumnya di Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara umum semua berjalan sesuai perencanaan dan semua target terpenuhi dengan baik.”
Harapan terbesar Bengbeng, timses masing-masing capres untuk tidak memproduksi dan memainkan disinformasi atau misinformasi ke masyarakat. “Kami berharap Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden yang mengedepankan kejujuran dan bukan terpilih karena ketidakjujuran. Kami sejujurnya memilih pasangan Ganjar-Mahfud. Untuk yang tidak jujur, silakan tentukan pilihan dengan jujur.” [Andini Dea]